“Warna putih bisa nggak ya buat dapur kotor?” Hal ini sering ditanyakan oleh klien. Memang warna putih sangat rentan dengan kotoran, terlebih aktivitas di dapur termasuk kegiatan “kelas berat”. Kalau sudah berurusan dengan minyak, bumbu, dan beragam pernak-pernik dapur lainnya, gawat juga. Terlebih karena klien termasuk yang gaya masaknya sama kayak restoran berbintang Michelin. *lebayy

Untuk mengakali hal itu, sekarang makin marak dapur yang menggunakan lapisan akrilik di atasnya. Saya juga selalu merekomendasikan kombinasi bahan ini kepada klien. Harganya gak beda jauh koq dengan bahan biasa (kayu multipleks lapis HPL), tapi daya tahan dan kualitasnya terjamin. Bahkan penampilan bisa lebih kinclong karena akrilik akan memantulkan cahaya.

Aplikasi finishing akrilik tidak jauh berbeda dengan HPL. Bedanya hanya pada edging (pinggiran) pintu yang harus diberi frame yang berfungsi mencengkram lembaran akrilik ke bodi atau pintu. Frame ini sekaligus sebagai handle, namun bisa juga menggunakan handle terpisah seperti kabinet-kabinet pada umumnya.

Project ini menggunakan bahan HPL sebagai finishingnya, yang kemudian dilapis lagi dengan akrilik transparan. Kami menggunakan dua jenis motif yaitu Snow White dan Red Oak supaya tidak membosankan. Ruangan dapur sudah dilapis full keramik warna putih pada semua dindingnya. Top table menggunakan granit motif Black Gold.

Proses pengiriman lumayan rumit karena dapur terletak di lantai 2. Lewat tangga gak bisa, terpaksa diangkut lewat dak atas. Untung klien punya banyak pegawai jadi dapet bantuan. hehe..

Instalasi dilakukan selama dua hari. Hasilnya, sebuah dapur putih dengan aksen kayu yang modern dan tetap tahan banting.